ANALISIS JURNAL
JUDUL :
ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJAAN AGEN ASURANSI JIWA BERDASARKAN MODEL
KARAKTERISTIK PEKERJAAN DARI HACKMAN DAN OLDHAM
PENULIS :
Mery Citra Sondari
Pada kali ini saya akan menganalisis jurnal mengenai berbagai
karakteristik seorang agen asuransi jiwa berdasarkan model karakteristik
pekerjaan dari Hackman dan Oldham. Pada jurnal ini, penelitian dilakukan di
Bandung dengan subyek penelitian pada PT. Jiwasraya, Persero; Astra CGM Life;
dan Panin Life. Penelitian ini dilakukan secara ex post facto, dimana peneliti hanya melaporkan apa yang telah
terjadi atau sedang terjadi. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini
dirancang secara cross-sectional
dimana penelitian pengambil sample dari populasi pada satu waktu tertentu.
Penelitian ini juga dfilakukan dengan metode survey dimana pengumpulan
informasi dilakukan secara empirical dan dilakukan di tempat kejadian secara
langsung.
Pada saat ini industry asuransi jiwa di Indonesia memiliki prospek
sangat cerah. Pertumbuhannya sekitar 20%-25% per tahun. Dan dapat dilihat dari
pangsa pasar di Indonesia bahwa dari 225 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini
hanya baru tergarap sekitar 3 persen. Selain itu pertumbuhan industry ini juga
bisa dilihat dari banyaknya agen asuransi yang terus berkembang. Namun
perkembangan agen asuransi tersebut tidak diikutkan dengan kualifikasi
karakteristik agen yang cukup maksimal. Hal tersebut ditandai dengan tingginya drop out agen, yang berarti bahwa agen
tersebut keluar atau tidak bertanggung jawab terhapat pekerjaannya . Sehingga hal tersebut dapat
mengganggu pertumbuhan industry asuransi jiwa.
Berdasarkan penelitian bahwa drop
aout agen bisa terjadi akibat beberapa karakteristik, yang pertama yaitu
tidak adanya motivasi diri dari agen tersebut selain itu persepsi agen asuransi
terhadap karakteristik pekerjaan itu sendiri juga perlu dipertimbangkan
sehingga drop out agen bisa terjadi. Seorang agen perlu menguasai trial close dan handling objection. Jika
seorang agen dapat menguasai tahapan untuk mengatasi penolakan calon pemilik
asuransi maka besar kemungkinannya bahwa seorang agen tersebut dapat melakukan
penjualan. Selain kedua hal tersebut, kemandirian dari seorang agen juga
menentukkan, bahwa pekerjaan ini memerlukan kemandirian seorang agen untuk
bekerja sendiri daripada bekerja di kantor. Sehingga semuanya tergantung dari
rajin atau tidaknya agen tersebut untuk mencapai target dari pekerjaannya. Dan
yang terakhir adalah mengenai pandangan masyarakat terhadap asuransi sendiri.
Di Indonesia pandangan terhadap asuransi sendiri belum terlalu bagus sehingga
tugas dari seorang agen untuk membuat pandangan yang baik terhadap asuransi.
Menurut Hackman dan Oldham mengatakan bahwa motivasi dan kepuasan akan
muncul apabila di dalam diri seorang tersebut telah muncul suatu perasaan
psikologis akibat persepsi pemangku pekerjaan atas karakteristik pekerjaannya.
Keadaan – keadaan psikologis itu dinamakan Critical
Psychological States, yang terdiri dari : a. pengalaman akan arti penting
dari pekerjaan, b. pengalaman akan tanggung jawab yang dialami untuk hasil
pekerjaan, c. pengetahuan dari hasil yang sbeenernya dari kegiatan kerja.
Semakin baik ketiga keadaan psikologis tersebut dirasakan oleh seorang karyawan
makan semakin baik pula perasaan karyawan atas diri mereka sendiri saat
melakukan pekerjaan dengan baik.
Berdasarkan Hackman dan Oldham terdapat 8 karakteristik yang
mempengarruhi agar motivasi dan kepuasan terhadap perkerjaan seorang agen.
Dalam jurnal ini telah dilakukan penelitian, dan hasilnya mengatakan bahwa yang
pertama berdasarkan variasi
keterampilan, 45% responden sangat setuju bahwa pekerjaan seorang agen
asuransi memrlukan beragam keterampilan seperti keterampilan dalam penjualan,
bernegosiasi, berhubungan dengan orang lain, keterampilan persuasive, dan
lainnya. Kedua adalah identitas
tugas, 35% responden setuju bahwa pekerjaan seorang agen memerlukan
identitas tugas yang tinggi dimana seorang agen harus menyelesaikan keseluruhan
proses bisnis asuransi, dimulai dari prospek hingga pemeliharaan pelanggannya. Ketiga adalah kebebasan (autonomy), 40%
responden tidak setuju bahwa pekerjaan
ini memrlukan kebebasan artinya tidak diwajibkan untuk hadir di kantor setiap
hari, kemudian agen juga memiliki kebebasan dlam melakukan pendekaan kepada
prospek, cara penjualan, dan lain lain. Hal ini menunjukan hal yang berbeda
dengan apa yang dikatakan Hackman dan Oldham.
Keempat adalah Nilai
penting tugas, sebanyak 45% responden sangat setuju bahwa pekerjaan ini
memiliki tugas penting karena pekerjaan ini dapat menawarkan sesuatu yang dapat
memberikan perlindungan kepada pemegang polis asuransinyya. Kelima adalah Umpan balik, terdapat 52%
responden setuju bahwa seorang agen asuransi mampu langsung memberika umpan
balik kepada konsumen mengenai hal yang ditanyakan oleh konsumen, seperti
misalnya seorang agen dapat langsung megira – ngira calon konsumen dapat
diterima atau tidak oleh underwriting atau lainnya. Keenam adalah pengalaman akan arti penting dari pekerjaan,
sebesar 48% responden setuju bahwa seorang agen akan merasakan bahwa
dari pekerjaannya akan mendapatkan pengalaman – pengalaman penting untuk
kehidupannya sehingga mereka akan lebih termotivasi. Ketujuh, pengalaman akan
tanggung jawab yang dialami untuk hasil pekerjaan, 37% responden tidak
setuju, hal ini menunjukkan hal yang berbeda dengan yang diaktakan Hackman dan
Oldham bahwa seharusnya pengalaman akan tanggung jawab dirasakan seorang agen
saat melakukan pekerjaannya. Dan yang terakhir adalah pengetahuan dari hasil yang
sebenernya dari kegiatan kerja, 62% rsponden setuju bahwa seorang agen
harus memiliki pengetahuan yang cukup luas untuk menjawab setiap pertanyaan
klien.
Dapat disimpulkan bahwa agen asuransi jiwa yang menjadi responden sudah
memiliki persepsi yang baik atas pekerjaan mereka. Karakteristik yang perlu
diperhatikan seperti dari hasil penelitian nomeor tiga mengenai kebebesan dalam
bekerja, bahwa pada dasarnya pekerjaan seorang agen seharusnya bebas namun
menurut pandangan para responden agen tidak seperti itu, hal itu dikarenakan
kemungkinan kebijakan perusahaan yang terlalu rinci mengatur tata laksana
pekerjaan asuransi. Selain itu keadaan psiokologis kritis seorang agen,
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa para responden sudah merasakan
pengalaman psikologis yang positif sesuai dengan teori yang ada. Namun terdapat
hal yang perlu diperhatikan seperti berdasarkan hasil penelitian nomor tujuh
bahwa para responden kurang mengalami perasaan tanggung jawab akan
pekerjaannya. Hal itu mungkin disebabkan karena kurangnya kebebasan yang mereka
dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar